Surat Untuk Ayah

Breaking Reza


Masa lalu adalah sebuah ingatan
Yang tak mungkin terulang
Yang tak lagi kembali
Apakah aku menyesalinya?

Dahulu, engkau menuntunku
Membantu ku melangkah di bebatuan
Terjatuh dan menangis
Dan kau berlari tuk menghibur

Dahulu kau mencoba membuatku tertawa
Dalam tangisan dan rengekanku
Karna mainan yang kuinginkan tak kunjung ada
Namun kau tak pernah menyerah untuk menghiburku

Saat aku takut dengan mereka
Kau peluk aku hangat
Dan berbisik,
"Lelaki itu pemberani. Maka jadilah kuat"

Kemudian aku terus beranjak
Tanpa ku sadari jarak ku bersamamu kian menjauh
Walaupun kau masih di sisiku
Namun diam membisu

Aku yang terus beranjak
Seakan tak pernah tau kau terus menangis dalam hati
Seakan tak pernah tersadar atas cucur keringatmu
Untuk membuatku berjalan dengan kakiku sendiri

Maafkan aku,
Yang terkadang diam tanpa kata
Walau aku terus berada di sampingmu
Masih belum mengerti dengan rasa sakitmu

Engkau memendam segalanya
Engkau menyembunyikan segala kesedihan
Maafkan aku
Yang tak pernah mengerti akan perasaanmu

Aku pernah melihat
Senyuman air matamu
Yang terukir jelas di balik bibirmu
Itu karena aku

Lalu hari demi hari berlalu
Engkau memberiku kekuatan dari kepercayaanmu
Engkau memberiku cahaya dari harapanmu
Namun ku abaikan semua

Maka,
Aku juga pernah melihatmu kecewa
Berurai air mata
Menangis di hadapan Tuhan
Semua karena aku

Aku mencabik-cabik hatimu
Hingga kau terluka dari dalam
Hingga kau seperti pasrah
Ketika harapanmu kepadaku
Terlihat sirna

Namun hari-hari tetap kau lalui
Tanpa terputus dengan doa
Masih mencoba untuk percaya
Bahwa kau masih memiliki cahaya
Untuk kau berikan padaku
Yang telah melukaimu

Dengan berlinang air mata
Kau berkata,
"Jangan menyerah, nak. Selama aku masih percaya padamu, kau akan terus kuat. Maka terimalah cahaya ku ini, sebagai bekal untukmu melawan dirimu sendiri."

Sejak saat itu
Aku tlah sadar,
Rasa percayamu kepadaku takkan pernah pudar
Bahkan saat ku terbaring lemah dan tak berdaya
Di malam yang sejuk
Kau masih membelai kepalaku
Karna kau mencintaiku
Sangat mencitaiku

Seribu maaf terukir di dalam hatiku
Sebagai penebus dosa diriku
Yang telah mengabaikanmu
Dalam waktu lama
Namun kau masih berada di sisiku
Dengan cinta dan kasih sayang

Kau peluk diriku,
Kau cium keningku,
"Nak, jangan menyerah. Lelaki terlahir untuk melawan segalanya"

Kau membantuku untuk melawan rasa takut
Melawan rasa gelisah
Melawan kebencian
Menghapus air mata
Karna semua telah kau lalui di masa lalu

Kau berjuang untukku
Tak peduli dengan berjalan ataupun merangkak
Untuk memastikan
Aku dapat berjalan dengan kakiku sendiri

Kekuatanmu jelas mengalir dalam nadiku
Keberanianmu terlihat dari cahaya matamu
Kini, duduklah dan beristirahat
Izinkan sekali lagi untukku
Melihat senyuman air matamu
Yang dulu pernah terukir dari bibirmu

Hari yang syahdu berlalu
Kehebatan sang kakek jelas berada dalam genggamanmu
Untuk kau berikan padaku
Menaklukkan hari-hari yang terlihat sulit

Saat badai berlalu
Peluklah kembali aku
Agar ku balas dengan hangat
Atau aku yang akan memelukmu
Agar kesalahanku yang dulu
Dapat terbebas dari dalam jiwa ini

Izinkan aku menangis dalam hati
Izinkan ku lampiaskan semua penyesalan ini
Agar semua terasa baik-baik saja
Agar aku merasakan penderitaanmu

Ayah dan ibumu telah pergi
Selamanya
Namun semangat mereka tetap ada di hatimu
Untuk kau tegakkan punggungmu
Karna kau tak ingin terlihat lemah di hadapanku

Biarkan aku membuktikan
Bahwa semangatmu ada dalam diriku
Untuk mengakhiri hari dengan semestinya
Tanpa harus takut

Secangkir kopi ini akan habis
Maka, izinkan aku untuk memeluk dirimu
Dengan air mataku
Dengan penderitaanku
Dengan tubuhku ini
Aku ingin melihatmu tersenyum
Saat aku kembali nanti

Maka kau berkata,
"Jelajahilah samudra, jika memang itu pilihanmu. Tapi ingat selalu akan tujuanmu. Karna setiap pilihan memiliki sebuah tujuan. Dan tujuan itu yang akan kau raih nantinya."

Kini, aku berdiri
Di sebuah bahtera yang akan mengarungi lautan
Lambaian tanganku bukanlah sebuah perpisahan

Ayah, teruslah berada di sisiku
Hingga aku tak lagi mampu berlayar
Hingga aku terjatuh dan lemah
Hingga kau melihat aku menitikkan air mata

Engakau akan terus hidup
Kini hingga nanti
Di dalam hatiku
Sebagaimana rambutmu yang terus memutih
Aku berjanji untuk merasakan setiap rasa sakit dirimu
Sebagai penebus dosaku
Di masa lalu

Senja mewarnai langit yang biru
Izinkan aku untuk menangis sejadi-jadinya
Di hadapanmu
Sebagai ungkapan maaf diriku
Engkaulah pahlawan di balik cahaya putih
Yang terus menerjang badai dengan berani
Bersama air mata hatimu


"Fokuslah pada satu tujuan. Dan jangan pernah takut."

Comments