Tinta Hitam

Breaking Reza


Setelah bertahun-tahun ia mencoba
Berlari dari mimpi buruk yang telah mengurungnya
Ia berdiri kemudian berlutut
Menangisi banyak hal yang telah terlewati

Kembali bertanya-tanya, di mana cahaya itu
Kenapa tak jua kembali
Ribuan penyesalan tak mungkin disembunyikan lagi
Ia bertanya, “oh Tuhan apa aku berlari begitu jauh sehingga cahaya tertinggal olehku?”
“Atau aku yang telah mengabaikan semuanya?”

Hujan membasahi tanah yang gersang
Di tepi sana ia mungkin telah sadar,
Tuhan benar-benar murka kepadanya.
Telah ia sadari, Tuhan tak lagi menganggapnya sebagai hamba.

Lalu, masih pantaskah ia berjalan di muka bumi ini?
Sedang semua hal yang ada ialah milik Tuhan.
Berharaplah, menangislah, memohonlah, menjeritlah
Agar cahaya itu kembali
Atau,
ia harus berlari ke seluruh alam untuk mencari hari pengampunan dosa
  
Kembali ia bertanya,
“haruskah ku bakar diriku dalam balutan api?
Haruskah ku koyak jahitan kulit ini?
Atau ku biarkan tubuh ini tenggelam dalam lautan
agar ku tahu bagaimana amarah-Mu.”

Bersama hujan ia berjalan
Perlahan dan tanpa tujuan
Terlihat hari-harinya telah berakhir
Mungkin Tuhan telah menutup pintu
Karna ia tak kunjung kembali di mana seharusnya ia berada

Maka tak perlu lagi berkata-kata
Dari semua kebohongan yang telah terucap
Bahkan Izrail merasa jijik untuk menarik jiwanya,
"Carilah hari itu
sebelum aku datang dan memotong nadimu”

Saat senja menghampiri dunia
saat itu pula dalam langkahnya
Ia tersungkur dengan hati memohon
hitam datang menghiasi pandangan
Saat itu tinta hitam berhenti bercerita
Tentang semua dosanya.

Comments