Sebagaimana petang menjadi gelap
Sebagaimana esok cahaya kembali
Aku mengerti apa yang telah terjadi
Saat hitam berubah menjadi cahaya
Namun apabila
Suatu hari aku kembali menyapamu
Akankah kau menjawabnya?
Dan bila sewaktu-waktu aku melihatmu
Akankah kau menatapku juga?
Dalam ruang rindu yang sunyi
Aku telah menunggu bertahun-tahun
Entah bagaimana perjalanan yang dulu ku lalui
Aku pun bingung
Tapi di kala mentari kembali bersinar di ufuk timur
Aku yakin masih sanggup tuk melaluinya
Suatu hari di kala itu
Ada waktu yang tiba
Datang dan menyapa kita yang terduduk di sana
Waktu bercerita akan pancaran bola matamu
Dan memahami apa yang ku katakan dari dalam hatiku
Untuk kemudian semua berlalu
Ya seperti yang ku takutkan saat itu
Aku harus mengenang bayanganmu
Untuk ku abaikan apa yang dapat menarikku jauh ke dalam
Jika seandainya waktu kembali
Dan ku gambarkan sebuah cahaya matamu tepat di hadapanmu
Apa kau suka?
Dan bila saat ini
Ku nyatakan padamu bahwa aku mengagumimu
Apa kau suka?
Dan seandainya
Ku goresi rasa rindu di telapak tanganmu
Agar kau tau betapa tiada kata yang terucap dari bibir saat malam tiba, kecuali hanya namamu saja
Apa kau suka?
Seandainya ku ukir semua air mataku di wajahmu
Untuk kau rasakan tangisanku di setiap petang tiba
Lalu, apa kau menyukainya?
Apabila
Aku tak peduli untuk tetap mencintaimu
Hingga menggoresi luka
Walau kau berkata rasa di hati kita tak sama
Namun ku tak peduli
Apa kau suka?
Dan tak ku hiraukan diriku
Untuk terus berlari mencari cintamu
Agar kau mengukir diriku di dalam buku harianmu
Maka aku kan bertanya, apa kau suka itu?
Aku suka
Sepanjang jalan ku telusuri
Apa yang telah hilang dalam genggamanku
Dan apa yang telah pudar dari hatiku
Perlahan dan pasti
Aku telah melihat hari-hariku menjadi gelap
Dan ku rasakan saat itu
Sendiri
Begitu hitam, begitu dingin, begitu sunyi cintamu padaku
Sudah seharusnya aku putus asa
Sudah seharusnya aku menjerit
Dan sudah seharusnya aku menyerah ketika melihatmu berlalu
Tapi aku masih di sini dengan secangkir kopi
Seandainya waktu dapat bercerita lagi
Maka, kebenaran cintaku memang hadir dari dalam lubuk hatiku
Yang membuatku sulit untuk menjelaskannya padamu
Karna sungguh sangat dalam
Biarkan aku mengenalmu sebagai wanita syahdu
Yang pernah menyinari harapanku
Juga pernah mewarnai hari-hariku
Karna mungkin Tuhan kembali membawa kita berada di bawah sinar jingga
Sebagaimana aku menyimpan namamu di dalam doaku
Sebagaimana kau mengukir kisahmu di dalam buku harianmu
Biarkan ku rasakan getaran hatimu
Agar ku tau bahwa
Kau juga harus dimengerti
Dari setiap pilihan yang telah kau tentukan
Di kala itu
Karna tak seharusnya aku memaksamu
***
Dan dia berkata,
"I Plant my own garden, instead of waiting for someone to bring me flowers"
~breaking reza
Comments
Post a Comment