Apalah daya ini... ketika aku datang bersama segenap cinta, tapi kau menyambutnya dengan senyuman terpaksa.
Apalah dayaku yang ingin mencintaimu... tapi kau membalasnya dengan kata-kata pelipur lara.
Aku terlanjur... sudah terlanjur mencintaimu. Sayangnya kau tak tau.
Aku terlanjur... sudah terlanjur menyebut namamu di setiap malam yang sunyi. Sayangnya situasi malam terlalu sunyi, hingga kau tak mengetahuinya.
Aku terlanjur merasa kau adalah sosok yang tepat. Nyatanya kau bagaikan sebuah bentuk pelajaran... mengajariku arti luka cinta.
Aku tersandung... aku terjatuh... dan tak tau bagaimana caranya bangkit.
Seakan semua harapan sirna. Aku terjebak di dalam cahaya ilusi yang terus menipuku.
Terkadang hati ini bergumam, "hidup tanpa cinta terasa lebih bahagia."
Tapi... sebenarnya yang ku butuhkan adalah cinta.
Aku tak bisa hidup tanpanya.
Terkadang pikiranku membisikkan kata, "akan ada satu wanita yang berlabuh dalam pelukanku."
Nyatanya, tak ada seorang pun yang merasakan detak cinta yang sama sepertiku.
Kau meminta maaf... bermaksud baik agar diriku tak terluka. Tapi aku yang datang dan sudah terlanjur jatuh hati, malah tak tau bagaimana cara menyikapi maafmu.
Kau tak bermaksud menolak perasaanku
Kau tak bermaksud mengabaikan hatiku
Kau... aku tau kau tak bermaksud menyepelekan rasa cintaku ini
Hanya saja... aku sudah terlanjur mencintaimu
Lalu, bagaimana...?
Bagaimana caranya agar aku mengerti bahwa arah jalan pulangku bukanlah menuju padamu?
Duhai wanita... aku terpuruk di sini.
Seandainya waktu membawa kita saling mengenal lebih awal
Dan jika ku ketahui bahwa di masa ini kau bisa saja jatuh hati pada sesosok lain
Maka, pasti aku akan datang dan mengungkapkan semuanya di masa lalu
Agar kau tetap berada di sisiku
Bersama perasaan yang sama
Lantas, siapa yang harus disalahkan?
Aku?
Kau?
Atau waktu?
Jujur saja, aku benci menyalahkan
Sebagaimana aku muak jika disalahkan
Semua perkara ini... sudah terlanjur terjadi
Sebagaimana aku yang juga terlanjur mencintaimu
Kau yang masih ada di sisiku
Masih juga kita saling bertukar cerita
Aku tak bermaksud mengubah haluan hatimu
Hanya saja... barangkali aku sedang menunggu
Menunggu kabar saat-saat kita berpisah nanti
Dan jika memang waktu itu benar-benar tiba menjadi kenyataan
Aku pasti akan terluka parah
Namun, saat kau telah benar-benar bahagia
Aku juga akan bahagia
Begitulah caraku berbaik sangka
Di tengah amburadulnya hati yang terluka oleh cinta
Dan jangan berpikir aku bisa sembuh secepat itu setelah kau bahagia
Mungkin... bisa saja aku menyerah meraih cinta
Karna bagiku, hanya kaulah yang dapat membuatku kembali hebat
Karna kau bagaikan serpihan semangat dalam alur kehidupanku
Tapi... entah bagaimana akhir dari ini semua
Entah bagaimana aku akan menyikapi keterlanjuran ini
Aku tak punya jawaban
Sama sekali tidak punya
Kecuali hanya pasrah
Di balik terombang ambingnya hati yang tersayat luka perasaan
Comments
Post a Comment